Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia
makanan.
Secara garis besar ada dua cara dalam mengawetkan
makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.
1. Fisik
Pengawetan makanan secara
fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya
adalah
-
pemanasan.
Teknik ini dilakukan untuk
bahan padat, namun tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus
fungsional, seperti vitamin dan protein.
-
pendinginan.
Dilakukan dengan memasukkan
ke lemari pendingin, dapat
diterapkan untuk daging
dan susu.
-
pembekuan, pengawetan makanan dengan
menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air.
-
pengasapan.
Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka panjang,
biasa diterapkan pada daging.
-
pengalengan.
Perpaduan kimia
(penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang hampa dalam kaleng).
-
pembuatan acar. Sering dilakukan pada sayur ataupun buah.
-
pengentalan dapat dilakukan
untuk mengawetkan bahan cair
-
pengeringan,
mencegah pembusukan
makanan akibat mikroorganisme, biasanya dilakukan untuk bahan padat
yang mengandung protein dan karbohidrat
-
pembuatan tepung.
Teknik ini sangat banyak diterapkan pada bahan karbohidrat
2. Biokimia
Pengawetan
makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan penambahan senyawa
pengawet, seperti:
-
penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat,
garam, gula.
-
pengasinan, menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan
-
pemanisan, menaruh dalam larutan
dengan kadar gula
yang cukup tinggi untuk mencengah kerusakan makanan
-
pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau
mengandung minyak. Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan karsinogenik.
Bahan pengawet tradisional yang tidak berbahaya adalah garam seperti pada ikan asin
dan telur
asin, dan sirup
karena larutan gula kental dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kalsium
propionat atau natrium propionat digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang, asam sorbat
menghambat pertumbuhan kapang dalam keju, sirup dan buah kering.
3. Prinsip
Prinsip pengawetan pangan
ada tiga, yaitu:
-
Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi
(autolisis) bahan pangan
-
Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan
hama
-
Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial. Bahan kimia yang digunakan
sebagai pengawet juga diharapkan dapat mengganggu kondisi optimal pertumbuhan mikroba. Ditinjau
secara kimiawi, pertumbuhan mikroba yang paling rawan adalah keseimbangan elektrolit
pada sistem metabolismenya. Karena itu bahan kimia
yang digunakan untuk antimikroba yang efektif
biasanya digunakan asam-asam organik. Cara yang dapat ditempuh
untuk mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial adalah:
ü
mencegah masuknya mikroorganisme (bekerja dengan aseptis)
ü
mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi
ü
menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan
penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik
atau penggunaan pengawet kimia
ü
membunuh mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi
atau radiasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar